Musik adalah kehidupan. Tanpa musik tak akan ada kehidupan. Kehidupan tanpa musik sama saja kematian. Hembusan angin adalah musik. Gemericik angin, suara petir yang bergemuruh, omelan istri yang cerewet, atau marahnya dosen killer adalah musik kehidupan.
"Mana bisa semua hal yang masuk telinga kita adalah musik yang bisa kita nikmati?"
Bisa! Sangat bisa. Semua tergantung bagaimana kita mengomposisikan semua itu menjadi harmonisasi yang mengalun dalam jiwa kita.
Manusia itu kan kholifatun filardh, manusia adalah composer kehidupan. Jadi hidupnya tidak bergantung pada keadaan. Namun keadaanlah yang bergantung padanya.
Maka saya sangat heran kepada orang yang mengharamkan musik. Mengapa music diharamkan? Betulkah ia membuat orang lain lalai dari mengingat Allah? Bagi mereka yang tidak bisa mengkomposeri setiap bunyi yang bertamu ke telinganya, tentu saja music bisa membuat ia lalai dari mengingat Allah.
Namun bagi mereka yang memang bisa mengkomposeri setiap bunyi, darimana pun asalnya ia malah akan menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Karena baginya justru dengan music sendiri itulah ia bisa lebih mengenal Tuhannya.
So let's play your music, mainkan musikmu, susunlah nada-nada kehidupanmu, maka meskipun berisik kita bisa tetap asyik tanpa merasa terusik.*