Gaya kampanye dianggap turut mempengaruhi masyarakat dalam menetukan pilihannya. Capres 01 Joko Widodo dan sandi Uno Cawapres 02 menampilkan gaya kampanye berbeda dan kekinian misalnya dengan berolahraga dan bergaya milenial. Sedangkan Prabowo Capres 02 dan Ma'ruf Amin Cawapres 01 menampilkan gaya kampanye yang konvensional dengan menghadiri acara, mengisi mimbar atau menyampaikan orasi. Disamping gaya kampanye, pasangan capres juga terlibat saring serang dan adu gagasan.
Masing-masing pasangan akan terus berusaha menunjukkan kelebihan masing-masing, dan mengkritisi pencapaian yang lainnya. Pasangan Joko Widodo-Maruf Amin tentunya akan menyampaikan keberhasilan Pemerintahan seperti dalam bidang infrastruktur, misalnya. Pasangan Prabowo-Sandi tentu akan mengkritisi pencapaian Pemerintah dan menawarkan program untuk meyakinkan pemilih.
Maman Imanulhaq, direktur Relawan kubu 01 mengatakan Pak Jokowi sudah menginstruksikan kepada kami bahwa pilpres itu adalah ajang demokrasi yang harus dilaksanakan oleh kita dengan cara yang demokratis, sehat juga gembira. “Kami akan terus menyusun strategi bagaimana melakukan sosialisasi capaian-capaian prestasi Pak Jokowi dengan angka dan data yang bersumber dari BPS" katanya
Aditya Perdana, pengamat dari Universitas Indonesia mengatakan kedua kubu calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sama-sama memakai strategi propaganda ala Rusia. “pola ini terlihat dari saling serang yang menggunakan isu populis, bukan program serta hoaks”. ujarnya
Kepala Departemen Politik HICON-Law & Policy Strategic, Puguh Windrawan mengatakan strategi kampanye pasangan capres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling bertolak belakang."Prabowo-Sandi cenderung agresif, sedangkan Jokowi-Ma’ruf cenderung menunggu," ucapnya