Umum

Menguatkan Kemampuan Bahasa Inggris Bagi Remaja

Selasa 19 Februari 2019 | 07:54 WIB
Oleh: Dr. Syaadiah Arifin M.Pd

Pada saat ini kemampuan berbahasa Inggris sudah merupakan suatu “kebutuhan dasar”bagi para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan seperti SD, SMP, dan SMA di Indonesia. Bahasa Inggris dapat membantu mereka dalam belajar maupun mencari pekerjaan dikemudian hari. Baik disadari ataupun tidak, para pelajar telah menggunakan Bahasa Inggris yang umum dipakai dalam kehidupan sehari-hari seperti: cell phone, otw (on the way), bully, fast food, boring, nge date, joke, hangout dan lain-lain. Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada kurikulum sekolah. Ini artinya Bahasa Inggris dipelajari dan digunakan hanya di dalam kelas. Sayangnya, penggunaan bahasa di luar kelas tidak didampingi dengan proses penggunaan Bahasa Inggris secara aktif.

Kendala ini mempengaruhi kemampuan berbahasa Inggris para siswa dikarenakan mereka tidak cukup terekspos dengan bahasa Inggris dan mendapat cukup kesempatan dalam menggunakan Bahasa Inggris secara aktif. Hal ini merupakan salah satu sebab yang membuat para pelajar Indonesia tidak dapat menggunakan bahasa Inggris dengan baik walaupun mereka sudah belajar bahasa Inggris dari tingkat SMP bahkan beberapa sekolah sudah mengajarkan bahasa Inggris dari tingkat TK ataupun dari SD. Situasi ini sudah berjalan cukup lama.

         Bagi para orang tua yang mampu dan sadar akan pentingnya Bahasa Inggris bagi anak-anak mereka, mereka akan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah Internasional yang mahal dan banyak tersebar di kota-kota besar, atau mereka akan memasukan anak-anak mereka ke kursus-kursus Bahasa Inggris yang terkenal. Belajar Bahasa Inggris juga dapat melalui media-media seperti: YouTube, kursus online yang tidak berbayar, atau melalui buku-buku cerita berbahasa Inggris yang bisa di unduh secara gratis. Akan tetapi, semua kegiatan ini memerlukan akses internet yang membutuhkan biaya yang tidak murah. Bagi para pelajar yang memiliki orang tua yang mampu, semua ini tidak menjadi masalah. Mereka akan terekspos dengan Bahasa Inggris secara mudah. Bagaimana dengan anak-anak yang kurang beruntung yang tinggal di panti-panti asuhan? Mereka hanya belajar bahasa Inggris di sekolah dengan waktu yang terbatas. Sulit sekali bagi mereka untuk mempraktekan Bahasa Inggris diluar kelas karena terbatasnya fasilitas dan dana. Oleh karena itulah banyak dari anak-anak ini tidak termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris.

Pada kesempatan ini Tim PKM dari universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka mencoba untuk memberikan pelatihan singkat Bahasa Inggris selama 2 hari (4 sesi= 9 jam) kepada peserta yang masih duduk di bangku SMP (14 peserta). Pelatihan yang akan diberikan adalah percakapan dasar dan memberikan presentasi sederhana dengan menggunakan bahasa Inggris. Panti asuhan yang dipilih adalah “Yayasan Yatim Kemanggisan”. Yayasan ini berdiri pada tahun 2000, dan beralamatkan di JL. Kemanggisan Ilir Raya no. 35A Rt. 05 Rw. 08 Jakarta Barat. Fokus dari yayasan ini adalah pembinaan anak-anak yatim piatu dengan mendidik dan membimbing dalam hal keimanan dan agama (Islam). Kegiatan yang rutin dilakukan adalah pengajian dan belajar agama yang dilaksanakan sekali dalam seminggu. Kegiatan bahasa Inggris pun diadakan sesekali tidak rutin. Kegiatan ekstra kulikuler yang diadakan adalah pencak silat, budaya betawi, dan bermain musik. Di Yayasan Kemanggisan Jakarta Barat sebagian besar penghuninya yang berjumlah 40 orang berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka belajar di sekolah-sekolah umum (SD, SMP dan SMA). Berdasarkan wawancara awal, mereka jarang mempraktekan penggunaan bahasa Inggris di panti asuhan mereka. Hal ini disebabkan fasilitas yang minim yang tersedia di panti asuhan tersebut. Hal ini membuat mereka kurang termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka.

Oleh karena itulah kami Tim PKM tergerak untuk memberikan pelatihan singkat kepada anak-anak panti seperti: memberikan pelatihan dasar percakapan menggunakan metode “repetition, role playing, and games related to the lessons/ conversation” metode-metode yang diberikan ke para peserta adalah metode dasar yang mudah dimengerti oleh para peserta yang kemampuan bahasa Inggrisnya masih tergolong pemula (Basic Students). Menurut Larsen dan Feeman (2000) ada berbagai jenis “repetition”, akan tetapi dalam kegiatan PKM ini, jenis repetition yang digunakan oleh nara sumber adalah repetition drill dan chain repetition. Kedua teknik ini cocok untuk mengajar Basic Conversation bagi pemula. Teknik berikutnya yang akan diterapkan nara sumber adalah “role-playing”. Teknik ini merupakan teknik untuk melakukan aktivitas percakapan. Dalam teknik ini peserta akan berpasangan dalam melakukan dialog dengan topic yang telah ditentukan dan sesuai dengan situasi yang riil (Doff, 1990).

Diharapkan setelah mengikuti pelatihan singkat ini, peserta termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris serta menyadari betapa pentingnya belajar Bahasa Inggris di usia muda. Peserta juga diharapkan dapat menggunakan percakapan dalam bahasa Inggris yang sederhana seperti: memperkenalkan diri, membuat percakapan sehari-hari, mampu memberikan presentasi singkat.

Berita Terkait

Komentar